Dindin M Machfudz:
BAGAI BUIH DAN SANTAPAN SEDAP
PARA PEMANGSA YANG RAKUS DAN LAPAR
Ketua Dewan Pembina FPI Habib Muhsin Alatas menyoroti posisi Umat Islam dewasa ini yang berada pada posisi yang krusial. Kondisi saat kurang lebih Sama dengan yang digambarkan oleh Nabi Muhammad Saw lebih 14 abad silam, yaitu sebagai berikut :
Rasulullah bersabda, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.” Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air.
Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati,” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud).
Habib Muhsin bin Ahmad Alatas yang dikenal sebagai murid Waliyullah Kyai Hasan Asy 'ari dari Magelang ini selanjutnya mengutip kitab al fitan wal malahim ibnu katsir rangkaian akhir zaman urutan2 kehidupan
Dalam Kitab tsb Ulama mumpuni Ibnu Katsir menguraikan perihal kondisi Umat Islam di Akhir Zaman secara rinci lengkap dengan pertanda-pertandanya dan karenanya menjadi referensi para Ulama di Dunia.
Umat Islam itu banyak tapi salah-salah bagai buih di lautan yang terombang-ambing digoyang Gelombang dan dihembuskan Angin.
"Buih itu kan Busa Putih dan ringan tanpa Berat Jenis. Beda dengan Batu atau Besi yang BD-nya lebih berat ketimbang Air Laut sehingga langsung tenggelam ke dasar laut. Sekarang pun Umat Islam terpecah belah atau dipecah belah. Juga para Ulamanya terpecah belah sebagaimana digambarkan Allah dalam QS Ar-Rum : 31. Mereka tiap tiap kelompok menjadi bangga akan kelompoknya.
Umat Islam juga digambarkan oleh Nabi Saw ibarat makanan sedap yang terhidang di atas meja di hadapan para pemangsa yang lapar dan rakus dan nyaris tidak bermoral Sama sekali, " tutur Habib Muhsin yang juga Calon Anggota Legislatif dari Partai Bulan Bintang di depan Pengurus Dewan Masjid Indonesia Kota Depok dalam pengajian bulanan kemarin.
Agar Umat tidak terpecah belah dan menjadi santapan sedap para pemangsa rakus serta buih tanpa daya, maka Umat harus Cerdas, Kritis, dan Melek Politik. Jangan alergi dan tak acuh terhadap politik dan perjalanan Bangsa.
Dan Masjid adalah tempat yang strategis bagi pembelajaran Umat, baik keagamaan, Akhlak, Sosial, Ekonomi, Hukum, Politik. Di zaman Nabi, Masjid menjadi pusat Kegiatan Masyarakat bahkan menjadi Pusat Peradaban Manusia. Nabi Bermusyawarah tentang persiapan dan strategi Perang di Masjid. Juga tentang kelaparan, Bencana, Ekonomi Umat, dan Tata Negara. Piagam Madinah pun dibicarakan di Masjid Nabawi.
Ketua DMI Depok Dr I'ie Naseri Muhammad mengingatkan agar para Ketua DKM se-Kota Depok serba Melek, yaitu Melek Kebutuhan Umat, termasuk Melek Ilmu, Melek Ekonomi, Melek Narkoba, Melek LGBT, Melek Politik. "Kalau tidak, maka Ketua DKM menjadi Gagal Paham terhadap perkembangan dan gejala di Masyarakat dan Komunitasnya," ucap Naseri Muhammad.**
Editor: Sonni Hadi
0 komentar:
Post a Comment